Dear Friska,
Kau memang manis, Teman. Apalagi saat kau bersusah-susah menulisi aku surat
dan menyelipkan hadiah manis untuk kau kirimi sebagai hadiah ulang tahunku. Aku
dan kau memang ditakdirkan sebagai sahabat. Kau suka menulis, aku pun demikian.
Kau suka bermimpi, aku pun demikian. Bahkan tanpa malu-malu kita pernah
berharap menjadi penulis besar. Itu sangat manis teman.
Friska, kini usaiku sudah 21 tahun dan sebentar lagi kau juga akan 21 tahun.
Mungkin kita sudah mulai tercekik oleh mimpi-mimpi yang sempat kita
oceh-ocehkan di emperan Ramayana itu sambil menunggu hujan berhenti. (Kita
bagaikan pengemis saja, hahaha…). Sesungguhnya, aku takut dengan ocehan-ocehan
kita itu. Apa benar semua mimpi yang kita keluarkan tanpa malu sedikit pun itu
akan terealisasikan? Merantau ke Bandung setelah lulus? Kota terkeren dalam pikiran kita berdua.
Ya, jujur aku ingin sekali bersama-sama melanjutkan perjuangan hidup
bersamamu, Sobat, setelah 3 tahun lebih berpisah semenjak perpisahan SMA tahun
2009 lalu. Kau ada di Batam, berteman peluh dalam merangkai pendidikanmu juga.
Sementara aku masih ada di Pematangsiantar, berteman dengan cita-cita dalam
merangkai pendidikanku juga. Ah, inilah perbedaan kita, kau hadir dengan perjuangan
keras, sementara aku hanya kuliah dan tidak melakukan apa-apa. Kau hebat,
Teman!
Kini, aku sudah wisuda, dan aku ingin merasakan bagaimana melanjutkan
perjalan hidup berikutnya dengan mandiri dan setidaknya bisa bertanggung jawab
atas diriku sendiri, kulirik cita-cita kita dulu, ternyata belum bisa aku
lakukan. Aku masih ingin di sini, di Pematangsiantar, bukan Bandung, meraih
mimpi dan bahkan berharap bisa melanjutkan kuliah lagi, dan anggaplah aku
menunggu kelulusanmu dari Batam sana, Sobat, kemudian kita sama-sama hijrah ke
Bandung. Kota impian kita berdua. Dan mudah-mudahan kita menjadi penulis hebat.
Hihihi…
Kita akan merayakan kemenangan kita di Bandung setelah merangkak dengan
susah payah selama bertahun-tahun berkuliah, dan aku yakin, kita adalah
pemenang, dan sedikit pun Tuhan tidak membiarkan kita terlahir sebagai
pecundang.
Sahabatmu,
Uli...
Horas mbak uli..ceritanya orisinil yaa
ReplyDeleteHehehehe... Iya, Mbakkk... :D Pengalaman sama sobat... Makasih ya Mba udah mampirrr... ;)
Delete