Sunday, December 9, 2012

#PostCard : Cita-cita, Friska dan Kota Bandung


Dear Friska,

Kau memang manis, Teman. Apalagi saat kau bersusah-susah menulisi aku surat dan menyelipkan hadiah manis untuk kau kirimi sebagai hadiah ulang tahunku. Aku dan kau memang ditakdirkan sebagai sahabat. Kau suka menulis, aku pun demikian. Kau suka bermimpi, aku pun demikian. Bahkan tanpa malu-malu kita pernah berharap menjadi penulis besar. Itu sangat manis teman.

Friska, kini usaiku sudah 21 tahun dan sebentar lagi kau juga akan 21 tahun. Mungkin kita sudah mulai tercekik oleh mimpi-mimpi yang sempat kita oceh-ocehkan di emperan Ramayana itu sambil menunggu hujan berhenti. (Kita bagaikan pengemis saja, hahaha…). Sesungguhnya, aku takut dengan ocehan-ocehan kita itu. Apa benar semua mimpi yang kita keluarkan tanpa malu sedikit pun itu akan terealisasikan? Merantau ke Bandung setelah lulus? Kota terkeren dalam pikiran kita berdua.

Ya, jujur aku ingin sekali bersama-sama melanjutkan perjuangan hidup bersamamu, Sobat, setelah 3 tahun lebih berpisah semenjak perpisahan SMA tahun 2009 lalu. Kau ada di Batam, berteman peluh dalam merangkai pendidikanmu juga. Sementara aku masih ada di Pematangsiantar, berteman dengan cita-cita dalam merangkai pendidikanku juga. Ah, inilah perbedaan kita, kau hadir dengan perjuangan keras, sementara aku hanya kuliah dan tidak melakukan apa-apa. Kau hebat, Teman!

Kini, aku sudah wisuda, dan aku ingin merasakan bagaimana melanjutkan perjalan hidup berikutnya dengan mandiri dan setidaknya bisa bertanggung jawab atas diriku sendiri, kulirik cita-cita kita dulu, ternyata belum bisa aku lakukan. Aku masih ingin di sini, di Pematangsiantar, bukan Bandung, meraih mimpi dan bahkan berharap bisa melanjutkan kuliah lagi, dan anggaplah aku menunggu kelulusanmu dari Batam sana, Sobat, kemudian kita sama-sama hijrah ke Bandung. Kota impian kita berdua. Dan mudah-mudahan kita menjadi penulis hebat. Hihihi…

Kita akan merayakan kemenangan kita di Bandung setelah merangkak dengan susah payah selama bertahun-tahun berkuliah, dan aku yakin, kita adalah pemenang, dan sedikit pun Tuhan tidak membiarkan kita terlahir sebagai pecundang.

Sahabatmu,


Uli...


2 comments:

  1. Horas mbak uli..ceritanya orisinil yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe... Iya, Mbakkk... :D Pengalaman sama sobat... Makasih ya Mba udah mampirrr... ;)

      Delete

Silahkan Komentarnya ^_^