Pengalaman Menggunakan Krim Temulawak

Foto diambil dari Google

Hallo, Celoters... Hari ini aku mau berbagi pengalamanku seputar krim Temulawak. Berawal dari pertama kali aku merantau ke kota Pekanbaru tahun 2013. Aku merasa muka aku terlalu kusam untuk ukuran seorang karyawati. Berbeda beberapa bulan sebelumnya saat masih menjadi mahasiswi, berbekal bedak bayi saja rasanya udah cukup oke.

Tapi pada saat itu aku masih menahan keinginan untuk mencoba-coba krim. Aku cukup pakai pelembab wajah dari Garnier dan setelah itu ditutupi menggunakan bedak bayi. 

Permasalahan muka kusamku semakin membuat aku ga pede. Akhirnya dari seorang teman aku direkomendasikan salah satu krim yang ternyata sudah sangat hits di Pekanbaru yaitu Krim Temulawak. Setahu aku temulawak itu tumbuhan dan aku kira bakalan bau temulawak. Ternyata tidak!

Harga produk ini di tahun 2013 sekitar 20-30rb. Packaging-nya berwarna kuning dan bertingkat, tingkat pertama ada Nigth Cream dan tingkat kedua ada Day Cream. Lucu juga ya... Oia, sebelum BB Cream viral, aku rasa krim Temulawak sudah duluan ya. Efek tampilan yang diberikan pada wajah benar-benar sama seperti BB Cream yaitu mencerahkan saat dipakai.  Tapi, pada saat itu BB Cream belum viral di Indonesia. 

Yang pertama kali aku rasakan saat menggunakan Krim Temulawak terutama Daycream adalah kulit wajahku langsung terlihat lebih cerah. Karna krim ini memang ada warnanya tidak transparan. Dan warnanya aku rasa cocok untuk kulit orang Indonesia. Jadi tidak terlalu putih dan tidak sampai memberikan efek muka terlihat abu-abu. Jujur aku langsung seneng banget, seperti merasakan jadi perempuan dewasa sebenarnya.

Kemudian saat sebelum tidur aku pakai Night cream. Texturnya jauh lebih creamy dibanding Daycream. Dan saat dipakai tidur bikin aku malah makin berkeringat (oia, kebetulan di Pekanbaru suhu udaranya panas sekali apalagi kalau malam). Ini yang membuat aku ga rajin pakai night cream-nya. Karena bikin lengket apalagi bila berkeringat.

Sebulan setelah menggunakan krim Temulawak, orang-orang sekitar mulai ngeh bahwa kulit wajahku makin cerah. Bahkan ada yang bilang cerah kayak air, agak ga ngerti sih maksudnya apaan. Hahaha... Aku jadi keseringan ngaca karna terlalu bahagi dipuji seperti itu. Ceilah... Selama ini wajah kusam akhirnya jadi dibilang cerah juga...

Tapi, makin lama aku merasakan kulit wajahku perih kalau cuci muka. Bahkan bikin trauma cuci muka kalo mengingat perihnya kena air. Tapi aku tetap bertahan, ah gapapa kok... Pada saat Krim Temulawak pertamaku habis, aku kebingungan mencari penggantinya. Karna ternyata jarang yang jual krim itu di pasaran, mungkin kalo beli online gampang. Cuman aku belum pernah belanja online pada saat itu. Hehehe...

Photo dari Google

Akhirnya aku dan temanku pergi ke supermarket di dekat kantor untuk belanja bulanan. Dan ternyata krim itu tidak masuk di dalam supermarket, akhirnya ada mba-mba SPG menawarkan krim yang 11-12 mirip Krim Temulawak yaitu krim Chiumien Pearl dari China. Ternyata efek yang diberikan hampir sama dengan Krim Temulawak. Yaitu memberikan efek cerah pada saat dipakai. Harga krim Chiumien ini sekitar 40-50rb. Lebih mahal ya...

Tapi tetap saja antara Krim Temulawak dan Chiumien bikin pedih kalau kena air. Kalau tidak salah aku repurches Chiumien sampai 2x lalu berlabuh lagi ke Krim Temulawak yang aku temukan kembali secara ga sengaja. Hehehe...
Tepatnya di sebuah Apotik (Tapi kayaknya aportiknya bukan Apotik berizin, dan lebih tepat disebut warung obat daripada Apotik). Saat aku liat tekstur Temulawaknya benar-benar beda dari awal aku beli pertama kali. Di situ aku  mulai curiga, jangan-jangan krim ini memang abal-abal. Sehingga komposisinya aja beda-beda. Tapi saya tetap pakai kurleb 2 minggu. Dan saya berhenti, karna saya udah ga tahan dengan perihnya kulit muka kena air selama pakai krim ini. APA AKU PAKAI KRIM YANG ASAL-ASALAN? Tidak ada BPOM. 
Lalu aku googling untuk lihat track record Krim Temulawak itu, dan benar saja informasi yang didapatkan beberapa merasakan hal yang sama denganku. Dengan embel-embel "Jual Krim Temulawak Ori" aja udah membuat aku sadar bahwa ini krim butuh pengakuan banget sampe pake embel-embel ori. Oh nooo... Yang lebih anehnya lagi ada salah satu website yang menuliskan "JUAL KRIM TEMULAWAK ASLI DARI MALAYSIA"... Hlooooohhhh????? Sebenernya ini krim darimana sih?
Aku akhirnya angkat tangan dan bener-bener ga ada alasan pakai krim itu lagi. Kalau seandainya Krim ini dijual di supermarket sekelas Hypermart, aku berani pakai lagi. Tapi kalau supermarket yang gampang dimasuki penyusup aku ga mau lagi.
Biarlah kulit wajah aku kusam yang penting sehat. Kebetulan setelah masa-masa patah hati aku akibat Krim Temulawak, booming-lah BB Cream. Aku langsung beli BB Cream dari Garnier, sayangnya warnanya terlalu terang. Duhhh,,,, masuk pasar Indonesia yang rata-rata berkulit kuning langsat dan sawo matang, malah jualan yang warnanya terang amat.
Sekian pengalaman aku saat baru pertama kali menggunakan krim-krim yang ada di Indonesia ini. Hehhehehe...