Wednesday, June 18, 2014

Jodoh Itu...

Beberapa hari yang lalu aku pulang ke rumah, iya rumah, rumah yang selama ini aku rindukan, bukan mess yang mengurung aku selama setahun lebih, zzzzz, tapi rumah. Yang di dalamnya ada orang-orang yang sangat aku cintai. Okey, mungkin aku datang dengan kondisi yang bisa dibilang masih anak kecil. Bisa apa sih aku ini? Masih jauh di bawah standart menyenangkan orang tua, whatever, yang terpenting udah ketemu mereka-mereka...

Ada aja beberapa tetangga yang mampir ke rumah hanya untuk sekedar melihat aku *berasaartis, dan kudengar celetukan mereka tentang aku. "Udah besar anak gadismu, ya, Mak Uli. Bentar lagi muli-lah...". Jlebbb!!! Serasa dibangga-banggakan setengah mati, tapi aku sadar sendiri aku ga mungkin semaju itu atau langsung melesat ke tahap itu. Masih banyak yang kurang di diriku sendiri, yang harus kuperbaiki sampai saatnya aku matang nanti dan baru dweh kemudian bawa mantu ke rumah untuk Mamak.
Oia, aku terkadang heran sekali lihat teman-teman kuliah dulu yang baru beberapa bulan wisuda langsung nikah. Ah, mungkin sudah ketemu jodohnya, jadi mau bilang apa lagi. Rezeki jangan ditolak toh. Tapi, aku kadang iri, kenapa mereka senyaman itu menikmati hidup? Apa mereka mungkin tidak berpikir menikmati hal yang lain di luar zona nyaman mereka dengan sebuah perjuangan? Apa mereka sudah merasa cukup menikmati masa mudanya? Apa urusan beras dan sembako akan menjadi sangat mudah bagi mereka setelah berumahtangga nanti? ENtahlah, itu urusan mereka...
Ya ya ya... Mungkin aja begitu. Mungkin aja aku terlalu kolot, dan otakku yang kecil ini ga bakalan nyampe ke arah seserius itu. Tapi, heiiii, kalo aku memang masih muda, kenapa ada celetukan tetangga-tetangga yang mengira-ngira mungkin aku akan segera melepas masa lajang? Setua itukah aku? Sudah sepantas itukah aku dipercayakan orang tua untuk menikah? Rasanya bekerja setahun ini aja belum cukup dan masih saja ada yang kurang, tapi setua itukah?
Kadang aku bertanya-tanya sama Tuhan dalam doa, 5 tahun ke depan akan seperti apa aku ini? Akan bersama siapa aku ini? Untuk apa aku ini? Ah, semakin dipikirin semakin mumet juga.
Yang terpenting aku ingin bersama dengan orang yang menyayangi aku, menghargai aku, bangga akan aku, tersenyum manis setiap melihat aku, menyadari kekuranganku dan selalu mendengarkan keluh kesahku.
Jodoh di tangan Tuhan. Terlepas bagaimana suatu saat seseorang akan menemukan jodohnya nanti. Ada istilah "Love at First Sight", tapi bagi aku itu adalah sebuah blunder, bagaimana mungkin aku akan jatuh cinta pada orang yang tidak kuketahui latar belakangnya atau mungkin motivasinya? Ah, ada-ada aja.... Bagiku sebuah perjalanan dikenalkan jodoh itu lebih seseuai dengan istilah Jawa, “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino”. Yups, cinta tumbuh karena terbiasa, terbiasa bertemu, terbiasa komunikasi dan akhirnya saling memahami. Tegas sekali khan? Hehehe... Spesial. Yah, sangat spesial ketika kita masih menarik di depan mata seseorang walaupun kita sering bertemu, padahal seharusnya keseringan bertemu bisa menyebabkan kebosanan khan? Ahahaha...
Mamak pernah nanya ke anak gadisnya ini via telepon, "Siapa pacarmu sekarang Uli?", aku hanya menghela napas dan menjawab. " Ga ada Mak. Kawan semua...", terus Mamak menjawab dengan polosnya, "Sian mardongan do parjolo sude Uli". Tiba-tiba terbayang beberapa wajah... No no no... Biar waktu yang menjawab. Ahahaha...
Siapa pun jodohmu, Tuhan telah menyediakannya dan akan mempertemukan di waktu yang indah. Waktu yang tak akan pernah kau ketahui. Mugkin saja dia teman lamamu, atau seseorang yang baru kau kenal, atau seseorang yang selalu membuat hatimu dongkol, atau mungkin yah entahlahhhh... Yang pasti manusiawi jika aku menanti-nantikan moment itu... Dan namanya akan terus terucap dalam doa... Dan bisa aja aku adalah jawaban dari tiap doa seorang cowok di seberang sana... #EdisiKepedean Ahaaayyyy... :D Udah yahhhh... Dadaaaahhhh..... :D


No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentarnya ^_^